Jangan Takut Gagal Paham, Khutbah Jumat di Tanah Suci Kini Ada Terjemahan Bahasa Indonesia

Kini jemaah haji dan umroh asal Indonesia tak perlu lagi khawatir ketinggalan makna khutbah Jumat di Masjidil Haram, Makkah, maupun Masjid Nabawi, Madinah.

Meski khatib menyampaikannya dalam bahasa Arab, isi khutbah dapat disimak langsung dalam bahasa Indonesia melalui ponsel.

Fasilitas ini disediakan oleh pengelola dua masjid haram agar jemaah dari berbagai negara lebih mudah memahami pesan khutbah.

Program ini sudah berjalan cukup lama dan terus disempurnakan setiap tahun.

“Atas izin Allah, pihak pengelola Masjidil Haram dan Masjid Nabawi telah melakukan improvisasi karena banyaknya jemaah dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Mereka ingin semua jemaah dapat mendengarkan khutbah dengan seksama melalui terjemahan ke berbagai bahasa, salah satunya bahasa Indonesia,” tulis akun resmi PPMI Madinah di Instagram @ppmimadinah.

Dua Cara Mendengarkan Khutbah dalam Bahasa Indonesia

Untuk menikmati khutbah Jumat dalam bahasa Indonesia, jemaah cukup menyiapkan ponsel, headset, dan aplikasi radio. Setelah itu, buka aplikasi radio dan sesuaikan dengan frekuensi berikut:

  • Masjid Nabawi: 99.00 FM
  • Masjidil Haram: 90.50 FM

“Cukup siapkan headset dan ponsel, lalu buka aplikasi radio. Pilih frekuensi sesuai lokasi masjid,” jelas akun PPMI Madinah.

Menurut Musytahar Umar Fariqi dari Divisi Media dan Informasi PPMI Madinah, layanan terjemahan ini telah tersedia sejak lama dan banyak digunakan oleh jemaah Indonesia. “Iya, khutbah Masjid Nabawi bisa didengarkan dalam bahasa Indonesia sejak lama,” ujarnya.

Selain melalui radio, jemaah juga dapat menyimak khutbah Jumat lewat situs resmi pemerintah Arab Saudi di manaratalharamain.gov.sa, yang menyediakan terjemahan dalam berbagai bahasa seperti Melayu (Indonesia), Inggris, Prancis, Urdu, Turki, dan Persia.

Menariknya, suara yang terdengar dari frekuensi radio bukan hasil terjemahan mesin, melainkan terjemahan manusia secara langsung.

Para penerjemah bahasa Indonesia sebagian besar merupakan mahasiswa asal Indonesia yang menempuh studi di Universitas Islam Madinah.

“Artinya, terjemahan khutbah dilakukan oleh penerjemah manusia. Mayoritas penerjemah bahasa Indonesia adalah mahasiswa Indonesia di Universitas Islam Madinah,” jelas Musytahar.

Artikel yang Direkomendasikan